Strategi Toko Online yang Efektif dengan Modal Terbatas

“Saat Anda mendengar kata Toko Online atau Online Shop, website apa yang terbayang di benak Anda?”

Saya sering menanyakan hal ini kepada peserta seminar saat saya membicarakan tentang cara memulai bisnis online.

Kebanyakan menjawab “Bhinneka”, “Lazada”, “Tokopedia”, “Matahari Mall”, “Zalora”, “Blibli”, “OLX” dan seterusnya. Anda juga berpikir untuk menjawab hal yang sama?

Ya memang yang disebut-sebut diatas memang merupakan Top Online Shop atau sering juga disebut sebagai E-Commerce di Indonesia. Kebanyakan dari mereka brandnya cukup dikenal di masyarakat karena dua sebab, yaitu:

1. Mereka sudah exist atau sudah memulai bisnisnya sudah lama

Contoh yang paling tepat untuk yang ini adalah Bhinneka.com. Mereka sudah beroperasi sejak sebelum tahun 2000 (atau malah sekitar 1997, saya lupa persisnya), pokoknya saat internet pertama kali mulai masuk di Indonesia, tidak lama kemudian Bhinneka.com berdiri.

Saya tahu Bhinneka.com karena saya sudah jadi pengguna internet sejak tahun 1996 dan website yang cukup sering saya kunjungi adalah Bhinneka.com. Bukan sebagai customer tetapi untuk mencari referensi harga sebelum beli komputer dan peralatan komputer di toko di Surabaya ha..ha..

Ya Bhinneka.com saat itu dikenal sebagai website referensi harga produk komputer dan sejenisnya. Orang masih belum berani beli barang-barang seperti komputer dll lewat online pada jaman itu.

Banyak pemain E-Commerce seangkatan Bhinneka.com yang sudah gugur/berjatuhan (gak tahan). Saya melihat banyak E-Commerce atau Online Shop seperti itu bermunculan dan berguguran setelah beberapa tahun berjalan.

Saya sangat-sangat salut dengan ketahanan dari Bhinneka.com untuk melakukan maraton dan tetap exist melewati masa-masa susah sehingga saat jaman online shopping di Indonesia sudah siap sekitar tahun 2010, mereka mulai panen atau menikmati hasilnya.

Bhinneka.com sekarang bisnisnya menggurita dan menjual hampir semua barang. Sangatlah tidak mudah untuk bisa bertahan untuk periode waktu yang selama itu sebelum akhirnya semakin berkembang dan sukses sebesar sekarang. Butuh visi besar dan tentu saja dana yang super untuk terus bertahan dan berkembang. Luar Biasa!

2. E-Commerce dengan modal besar dan promosi besar-besaran

Kelompok kedua dari Toko Online yang brandnya terkenal disebabkan karena memiliki modal besar atau bahkan tidak terbatas. Dari awal perusahaan seperti Lazada, Zalora, Tokopedia, BliBl dan lain-lain dibangun lalu didanai oleh perusahaan yang memiliki modal hampir tidak terbatas.

Dengan memiliki modal tidak terbatas tersebut, mereka bisa langsung merekrut ratusan tenaga ahli dan operasional, membangun infrastruktur dan sistem untuk bisa menjual, memiliki stok dan mengatur manajemen dari puluhan ribu item produk dari ratusan atau bahkan ribuan supplier/vendor.

Dan yang terpenting, untuk membuat brand atau websitenya dikenal banyak orang dengan cepat, mereka memiliki dana hampir tidak terbatas untuk melakukan promosi. Saya yakin Anda pernah melihat iklan salah satu dari toko online yang saya sebut diatas baik di Google, Facebook, Majalah atau bahkan iklan TV!

Budget iklan mereka saya yakini pasti mencapai milyaran rupiah per bulannya!

Bahkan saya pernah baca berita bahwa salah satu E-Commerce yang ada saya sebut diatas, sempat RUGI Rp 900 Milyar di tahun 2012!! Gila-gilaan ya ruginya he..he.. Saya susah membayangkan rugi Rp 900M itu seperti apa. Seperti bakar uang ya 🙂

Memang itu total kerugian dari operasional perusahaan E-Commerce tersebut secara grup yang beroperasi di beberapa negara di Asia Tenggara sini. Tapi itu sudah menjadi gambaran bahwa mereka memiliki Very Deep Pocket (punya uang sangat banyak) untuk terus beroperasi dan saya lihat iklannya malah semakin gencar akhir-akhir ini.

Jadi kalau Anda sudah membaca sejauh ini, Anda mungkin mulai minder dan pesimis untuk bisa memulai bisnis toko online. Anda baru mau mulai, apa bisa? Anda sudah merasa ketinggalan dan Anda juga pesimis karena tidak punya modal milyaran.

Terus batal dong mulai bisnis toko onlinenya? he..he.. Jangan dulu 🙂

Untunglah saya dan salah satu partner bisnis saya, Steven Chang, menemukan lalu mengembangkan sebuah strategi toko online yang SANGAT EFEKTIF dan cocok untuk orang-orang yang memiliki modal terbatas. Strategi ini berjalan baik di bisnis kami sendiri sehingga lalu kami ajarkan ke orang lain lewat training yang kami selenggarakan.

Kami ingin membuktikan bahwa strategi ini juga bisa efektif dilakukan orang lain. Dan tebakan kami benar, kami menerima banyak sekali testimoni, kisah sukses dan ucapan terima-kasih karena dari mengikuti training tersebut banyak sekali yang akhirnya bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik, bahkan banyak yang mengundurkan diri dari pekerjaan mereka semula untuk jadi full time pebisnis online yang bisa bekerja dari rumah saja!

Ada yang ‘cuma’ menghasilkan income tambahan berupa net profit  10 juta per bulan. Ada yang menghasilkan puluhan juta net profit dan bahkan sekarang sudah ada yang net profit diatas 100 juta karena omsetnya sudah diatas Rp 500 juta per bulan! Luar Biasa!

Nah Anda sekarang tentu ingin tahu, apa strategi toko online yang efektif dan cocok untuk yang punya modal terbatas seperti kita-kita ini?

Agar tidak perlu menjelaskan berulang kali, kami ada membuat FREE Webinar yang menjelaskan lebih jauh tentang strategi ini.

Tetapi saya akan berikan sedikit bocorannya… 🙂

Jadi strateginya adalah membuat toko online yang:
1) Menjual produk spesifik. Jadi bukan buat Online Mall yang jual segala macam.
2) Membuat proses belanja lebih sederhana.

Kenapa dua hal tersebut? Saya jelaskan kenapa kok ada pemikiran seperti ini.

1) Perusahaan E-Commerce dan Online Shop yang terkenal diatas menggunakan modal yang sangat besar karena dari awal mereka ingin menjual ribuan bahkan puluhan ribu item produk.

Untuk membuat website yang semacam itu, sangatlah rumit dan kompleks. Perlu teknologi dan infrastruktur yang luar biasa kompleks, sistem operasional yang rumit, perlu banyak tenaga SDM dan tentu saja modal  yang sangat besar.

Tetapi kalau website Anda fokus menjual produk yang spesifik di satu kategori kecil atau bahkan cuma satu macam produk maka website yang perlu dibuat jadi sederhana.

Proses purchasing atau pembelian jadi sederhana. Stok barang jadi sedikit. Infrastruktur website tidak perlu canggih-canggih dan kalau Anda pakai karyawan, sangat mudah untuk mengajarkan karyawan pengetahuan 1-2 produk. Betul tidak?

Nanti kalau sudah berjalan, buat satu lagi website semacam ini, sangatlah mudah. Di training pelatihan yang kami selenggarakan, kami mengajarkan cara proses Cloning sehingga peserta awam pun bisa membuat sebuah website yang siap terima order hanya dalam waktu beberapa jam saja!

2) Membuat proses belanja lebih sederhana. Pemikiran ini didasari dari masyarakat Indonesia baru saja mengenal yang namanya belanja online.

Website toko online yang canggih dengan keranjang belanja, buat akun/account terlebih dahulu dan fitur-fitur website yang canggih-canggih bukanlah sesuatu yang biasa digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kalau adapun, paling orang-orang di di kota besar saja.

Jadi semakin sederhana proses belanjanya akan semakin baik. Oleh sebab itulah kami hanya menyediakan sebuah form sederhana untuk diisi oleh orang yang mau order/belanja. Bahkan kalau calon pembeli malas isi form, mereka juga bisa order melalui cara yang ‘lebih manual’ yaitu SMS, BBM atau Whatsapp.

Dan ternyata memang terbukti cara order yang lebih sederhana memang disukai di masyarakat kita. Perkiraan saya hampir 70% order masuk melalui metode ‘lebih manual’ seperti itu. Masyarakat kita di Indonesia masih dalam tahapan seperti itu, jadi ya kita sebagai pebisnis yang harus menyesuaikan.

Jadi dua strategi diatas yaitu:

1. Menjual produk yang lebih spesifik
2. Membuat proses belanja lebih mudah

adalah strategi toko online yang efektif dan cocok bagi Anda yang punya modal terbatas.

Saat Anda ingin mempelajari strategi ini dengan lebih detil, silakan ikuti Free Webinar yang kami rutin adakan secara berkala di website MilyarderTokoOnline.com.

Semoga sharing dan pembelajaran ini bermanfaat bagi Anda.

[sc:cta-akhir-artikel]